Esai
dan Kritik Sastra Cerpen “Gadia Kecil Beralis Tebal Bermata Cemerlang” karya A.
Mustofa Bisri.
Ketika kita sedang dalam perjalanan jauh dan naik
transportasi umum, kita pasti akan menengok pemandangan yang ada di luar
jendela. Mungkin dengan cara seperti itu, kita tidak merasakan kejenuhan di
dalan transportasi yang sedang kita gunakan atau sekadar menghibur diri supaya
tidak mabuk perjalanan. Perhatikan kutipan berikut ini:
“Ketika pertama kali
aku melihatnya, aku sudah bertanya tanya dalam hati. Aku melihatnya dari
jendela kereta api menjelang keberangkatanku dari stasiun S menuju kota J.
Seorang gadis cilik beralis tebal berdiri sendiri di peron, memandangiku.”
Dari
kutipan diatas, kita tahu ada seorang pemuda yang sedang naik kereta api dan dari
dalam ia menatap jendela ke arah luar ada seorang gads kecil yang membuatnya
penasaran. Pemuda tersebut bertanya tanya dalam hati. Ia tak tahu harus
bertanya kepada siapa perihal gadis kecil yang dilihatnya dari dalam kereta.
Sepanjang perjalanan ia masih bertanya tanya sendiri siapa gadis tersebut?
Mengapa ia sendirian? Semula pemuda tersebut mengira bahwa gadis kecil tersebut
sedang mengantar dan ingin melambai seseorang lain, orang tuanya atau
saudaranya atau siapa. Tapi dilihat matanya yang cemerlang tertuju langsung
kepada pemuda tersebut dan hanya kepadanya. Namun, ia tetap tidak menemukan
jawaban dari ekspresi yang dilhatkan dari gadis kecil tersebut. Wajah manis
gadis kecil tersebut masih membayanginya di sepanjang perjalanan.
Dalam perjalanan yang cukup jauh hingga membuat pemuda
tertidur saat perjalanan naik kereta, ia masih tetap dibayangi wajah gadis
kecil tersebut. Sampai kondektur memerksa karcis, sampai kru KA menyuguhkan
makan malam, sampai ia makan. Tahu-tahu sudah sampai kota yang dituju. Ia
mengunjungi rumah temannyayan menjanjikan akan mengenalkan dengan adiknya yang cantik seperti bintang
film.
Pada cerpen ini juga menggambarkan bagaimana keadaan
kampung yang padat, hingga pemuda tersebut harus keluar masuk gang dan bertanya
kepada orang-orang sekitar hingga ketemu rumah Sahlan, kenalan pemuda tersebut.
Hal yang tak pernah ia duga sebelumnya terjadi di rumah tesebut. Perhatikan
kutipan berikut:
“Kulihat di depanku,
seorang perempuan menatapku. Alisnya tebal, matanya cemerlang, dan senyumnya
manis sekali; persis seperti yang dimiliki gadis kecil yang menatapku di
stasiun S. Tak mungkin perempuan ini ibu dari gadis cilik itu. Terlalu muda
sebagai ibu. Atau kakaknya? Tapi Sahlan pernah mengatakan dia hanya mempunyai
seorang adik perempuan.”
Jika kita cermati dari kutipan tersebut, kita mulai
berpikir dan mengkaitkan perempuan dirumah Sahlan dengan gadis yang pemuda itu
temui di stasiun. Lalu apa maksud penulis membuat cerita dengan alur seperti
itu. Bahan dalam cerpen tersebut, Sahlan menceritakan bagaimana perkenalan
dengan gadis tersebut persis dengan apa yang dialami pemuda tersebut.
Perhatikan kutipan berkut:
“Perkenalanku dengannya
cukup aneh. Waktu itu aku sedang berada di atas kereta yang akan berangkat dari
stasiun S. Dari jendela kereta, kulihat dia, waktu itu masih seorang gadis
kecil, berdiri dekat gerbong keretaku. Matanya yang cemerlang memandang lurus
ke mataku tanpa berkedip. Aku mendoba tersenyum. Ternyata dia membalas
senyumanku dengan senyumannya yang manis itu.”
Namun pada akhir cerita, pembaca akan memiliki pandangan
yang berbeda mengenai cerpen ini setelah membacanya sampai selesai. Menurut
saya sendiri, cerpen ini masih menggantung ceritanya. Bagaimana akhirnya pemuda
tersebut setelah diceritakan Sahlan mengenai gadis yang persis di lihatnya di
stasiun apakah ia dipertemukan lagi atau hanya kebetulan saja ceritanya sama
dengan Sahlan.
Amanat dari cerpen ini
menurut saya, dalam kehidupan kita mungkin dipertemukan dengan seseorang yang
hampir mirip bahkan sama persis. Namun kita dapat memaknainya masing-masing
dari setiap peristiwa yang kita alami. Seperti pada cerpen “Gadis Kecil Beralis
Tebal Bermata Cemerlang” tokoh utama mengalami hal yang sama persis dengan
temannya yang bernama Sahlan. Sayangnya pada cerpen ini tidak diceritakan
bagaimana pemuda tersebut setelah melihat gadis kecil yang persis dengan istri
Sahlan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar